Kamis, 25 Maret 2010

DIWAN SHAMSI TABRIZ

Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar
Namun bila Cinta datang aku malu atas uraianku tentangnya.
Walau lidah mampu menguraikan dengan terang
Namun tanpa lidah Cinta menjadi lebih terang.
Kalam dan pena amat terburu-buru menulis tentangnya
Begitu sampai di depan Cinta kata-kata luluh berantakan
Akal tak berdaya menguraikan cinta, bagaikan keledai di lumpur.
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta dan percintaan
Matahari membuktikan keberadaannya sendiri melalui sinarnya;
Jika bukti telah datang janganlah wajahmu berpaling darinya
Cinta yang tergantung pada warna bukanlah cinta:
Warna mudah luntur, begitulah cinta sesaat harus kau enyahkan.
Cinta sesaat harus diganti cinta hakiki
Dan apa saja selain “Aku” harus dienyahkan darimu.

Tidak ada komentar:

Introduction