Rabu, 15 April 2009

UN oohh...UN..

Menjelang UN tahun ini, semua orang yang terlibat dalam dinamika pendidikan di tingkat atas disibukkan dengan persiapan pelaksanaan mulai tanggal 20 April nanti. Kerrja keras selama 3 tahun akan ditentukan nasibnya dalam waktu tak lebih dari 5 hari. Rekaman proses bertahun-tahun seolah kalah pamor dengan ujian nasional. Segala energi, pengharapan dan doa seolah terserap untuk keberhasilan siswa-siswi dalam UN nanti.
Ya, demikianlah, kenaikan standar kelulusan sebesar 0,25 persen membuat banyak orang jadi paranoid. Kekhawatiran, ketakutan, telah menghabiskan sebagian besar energi. Maka keputusan tepat yang diambil pada saat ini adalah bagaimana memulihkan energi sehingga pada saatnya nanti siswa siap secara mental dan tetap focus pada permasalahan yang dihadapi.
Ketika kelelahan fisik sudah tak teratasi, maka langkah yang paling tepat adalah cooling down. Menjenakkan pikir dengan memusatkan diri pada kehampaan.
Untuk tujuan itu barangkali, saat ini sedang trend menggelar acara istighosah di sekolah umum maupun madrasah untuk menghadapi ujian nasionala nanti. Pada akhirnya kita harus kembali kepada dzat Yang Maha Hampa untuk mengakui kekosongan diri kita.
Segala kesombongan selama ini harus menyerah pada Dzat yang selama ini memenuhi kita. Kita bukan siapa-siapa. Bukan si Pintar, bukan si Kaya, si Cantik, si Ganteng, si Sukses, si Sial, si Kacian de lo, atau siApapun juga.
Kita adalah pengejawantahan kekuasaanNya. Sebanyak itu yang terdapat atau tidak terdapat, itu semua adalah variasi pencitraanNya.
Maka, mensyukuri semua adalah bahasa yang paling rendah hati.
Lain syakartum, laadzidannakum...
Maka, kepada semua siswa yang saat ini sedang berjuang dalam pertempuran, semoga kalian tetap rendah hati dan pandai mensyukuri, semoga Kasih SayangNya meRahmati kalian.

Doa kami selalu menyertai. Alfatihah.....

Introduction